Pages

Sabtu, 27 Juni 2015

Aku dan Piano

Music is in my blood. Itu yang selalu saya katakan kepada mereka yang kerap bertanya; kenapa saya begitu menggilai dunia musik. Saya kemudian berkata bahwa dengan bermusik saya telah berhasil membuat hidup ini lebih bergairah, hari hari saya terasa istimewa, dan perasaan ini selalu bergembira. Sejak kecil musik telah begitu lekat dengan kehidupan saya, walaupun orang tua dulu tak pernah mendukung, namun saya kemudian membuktikan bahwa musik memberikan saya segalanya. Kekuatan, cinta, sosial, ekonomi, popularitas, dan yang terpenting, keberanian. Itulah mengapa saya tak pernah menganak-tirikan alat musik. Saya pelajari semuanya; drum, piano, gitar, bass, biola, bahkan seruling. Saya lebih suka disebut musisi ketimbang penyebutan salah satu instrumen seperti drummer, atau pianis, gitaris atau yang lainnya. It sounds maturer.

Sengsara Membawa Nikmat

Hari ini adalah hari yang terberat buat lelaku puasa saya. Sedari tadi malam saya belum tidur karena nyeri yang tak kunjung henti di gigi. Setelah sahurpun saya coba menutup mata apadaya masih juga tak mau. Akhirnya saya berangkat kerja dengan mata ngantuk. Karena ada jadwal checking alat band di Surabaya Musik dan Melodia Musik, maka mau gak mau dengan mata sayu dan gigi hingga kepala yang terus cenat-cenut, saya harus tetap berangkat. Untuk menghindari rasa kantuk, sengaja saya berkendara ngebut. Selain memacu adrenalin ngebut juga membantu membuka mata ini lebar-lebar, walau panas terus manampar namun tetap  hebat semangat ini berkobar.

Proses Kreatif yang Unik dari Para Penulis

Baru aja surfing, eh nemu sebuah blog yang bercerita tentang fakta unik para penulis legendaris. Misalnya saja seperti Agatha Christie yang justru banyak menggubah ide-ide kreatifnya di kamar mandi, lalu Edgar Allan Poe yang selalu ditemani kucing kesayangannya Catterina ketika menulis. Atau fakta tentang penulis flamboyan Gertrude Stein yang memperoleh inspirasi dari mobil T Ford-nya. Sembari berkendara, Stein akan mengoceh sementara kekasihnya Alice akan menulis tiap prosa dan narasi yang keluar.

Jumat, 26 Juni 2015

Hedonisme dan Sekolah Ramadhan

Ya ya ya, bulan Ramadhan akhirnya tiba juga dan tidak terasa sudah 1 minggu kita lewatin. Saya gak pengen ngomong banyak sih tentang tema Ramadhan karena memang bukan kapasitas saya untuk berbicara ihwal keagamaan. Hanya saja beberapa hal yang ingin saya utarakan adalah bahwa jangan lupa tujuan berpuasa, yakni menyucikan diri. Karena apa, fakta yang ada di lapangan adalah, bahwa menjelang lebaran, kriminalitas justru meningkat. Ini bukti bahwa setan itu tidaklah di belenggu. Melainkan, yang terjadi sebetulnya adalah, bahwa dari dulu Setan itu tidak pernah menggoda kita para manusia, karena apa, karena tanpa di godapun, manusia itu memiliki kecenderungan melakukan dosa. Karena itulah obatnyapun tidak sulit, tinggal ngilangin huruf S aja, Do'a. He he ... Anggap saja Ramadhan itu semacam 'sekolah' yang harus kita ikuti selama 1 bulan saja. All we have to do is, kudu lulus. That's all.

Jumat, 19 Juni 2015

Pertemuan Tiba-Tiba di Sidoarjo

Sebuah pameran layanan jasa publik di gelar di Sidoarjo kemarin. Ketika saya selesai mengajar piano, seseorang dari pameran mendatangi saya di lobby lalu menunjukkan identitasnya yang seorang pegawai dinas dari Kemenkunham. Dia sedang mencari seorang pemain gitar klasik untuk mengisi acara pamerannya besok. Saya sebetulnya menolak, karena badan saya masih pegal setelah acara Guitar Warbler di Sekolah Musik Indonesia daerah Ngagel di malam sabtunya. Tetapi setelah tau dia adalah teman dari teman saya di Surabaya maka akhirnya saya iyakan permintaan itu.

Kamis, 18 Juni 2015

Lomba Cerpen Penerbit Rumah Kayu

Beberapa waktu lalu Penerbit Rumah Kayu mengadakan sebuah lomba cerpen bertema bebeas yang mana nanti akan karya terbaik dan pilihan akan dibukukan. Saya tidak pernah menyangka jika pesertanya ternyata akan sebanyak ini. Jumlahnya mencapai 1154 naskah. Saya sendiri berada di urutan 262. Judulnya Cinta dan Spiritualitas, sengaja saya pilihkan karya saya itu untuk menyambut bulan suci Ramadhan ini.

Sabtu, 06 Juni 2015

Good Bye Tina

Saya selalu benci perpisahan. Seperti hari ini. Gadis itu menangis. Membungkuk-bungkuk di depan saya dan terus mengucapkan terima kasih. Namanya Tina Yang. Dia adalah gadis berkebangsaan China yang bekerja di Surabaya sebagai instruktur Bahasa Mandarin. Kontraknya tak diperpanjang dan dia harus kembali ke negara asalnya besok pagi. Tina belajar gitar di lembaga musik yang tempat saya mengajar gitar. Sudah sejak awal saya tau dia begitu berbakat. Beberapa lagu permintaan Tina telah selesai saya ajarkan dan telah dengan baik ia kuasai di gitar klasik. Beberapa lagu seperti Ni Hen Li Wen dan Haoshang Haoshang adalah yang paling dikuasainya. 

Kamis, 04 Juni 2015

Menulis, Kenapa Nggak?


          Sejak 4 hari yang lalu, Nulisbuku Community  tengah mengumandangkan budaya menulis harian. Luar biasa program ini. Baru 4 hari sudah ratusan orang yang join. Menulis adalah proses penggalian konsep kreatif ide-ide. Ini adalah kegiatan yang mencerdaskan. Saya sendiri, walaupun bukan profesional di bidang kepenulisan, paling tidak saya mencoba untuk terus berproses kreatif melalui kegiatan ini. Tidak ada yang mau cepat tua khan? Dan menurut hemat saya, menulis sangatlah efektif menunda penuaan he he.