Good Bye Tina

Saya selalu benci perpisahan. Seperti hari ini. Gadis itu menangis. Membungkuk-bungkuk di depan saya dan terus mengucapkan terima kasih. Namanya Tina Yang. Dia adalah gadis berkebangsaan China yang bekerja di Surabaya sebagai instruktur Bahasa Mandarin. Kontraknya tak diperpanjang dan dia harus kembali ke negara asalnya besok pagi. Tina belajar gitar di lembaga musik yang tempat saya mengajar gitar. Sudah sejak awal saya tau dia begitu berbakat. Beberapa lagu permintaan Tina telah selesai saya ajarkan dan telah dengan baik ia kuasai di gitar klasik. Beberapa lagu seperti Ni Hen Li Wen dan Haoshang Haoshang adalah yang paling dikuasainya. 

Selain sebagai murid, Tina juga sering menemani saya makan dan ngopi untuk membunuh waktu. Gadis berusia 21 tahun dan berperawakan tinggi itu suka sekali bila saya bercerita tentang eksotisme pariwisata di Indonesia. Dia adalah seorang traveller sejati. Bali, Lombok, Jogja, semuanya sudah pernah dia kunjungi. Ketika saya tentang bagaimana cowok Indonesia, gadis yang selalu menggunakan Bahasa Inggris ketika berkomunikasi dengan saya ini selalu bilang, "They're nice. Girls are well-respected by boys here and it's a good thing". Dan saya membalas, "Yes, we are!"

Dia memberi saya sebuah souvenir sore tadi, sebuah jam weker bergambar Mickey Mouse. Dia bilang, "Whenever you miss our moments, see this and play Haoshang-Haosang song." 

Kami bersalaman untuk yang terakhir kalinya. Dia melambaikan tangannya pada saya sebelum masuk taxi, saya balas lambaian itu sembari berteriak keras, "Good luck Tina. This may an ending for our session. But friendship lasts forever." Dia masih berdiri di pintu taxi, tersenyum, dan membalas, "Thanks Mr. I will miss our days. Zai Jian!!"

Saya lihat taxi itu berjalan dan tak pernah saya sangka saya akan berpisah dengan seseorang yang begitu menyenangkan seperti Tina. Berat sekali rasanya. But people come and go in our life. Dan Tina, dengan segala keunikannya, telah meninggalkan jejak di sini (tunjuk dada). Jejak itu bernama; kenangan.