Pages

Sabtu, 04 Juli 2015

Tentang Hari Ini

Hari ini hari Sabtu. Yah, hari dimana orang-orang akan merayakan akhir pekan. Namun bagi saya, hari ini masih sama seperti hari lainnya. Selalu sibuk. Seharian ini saya dan beberapa rekan di tempat kerja harus sedikit berkeringat karena kantor baru telah siap untuk di huni. Kami saling mengusung file dan mengangkat beberapa barang-barang ke kantor sebelah yang baru. Sedikit lebih luas sih, walau jendelanya begitu terbuka mengingat kaca-kaca itu selalu dibiarkan bertelanjang tanpa sehelai gordenpun. Mejaku sendiri berada di sebelah monitor CCTV dan bersebelahan dengan meja komputer. Saya kemudian berfikir, sedikit saja saya bergerak maju mundur, pasti sudah bakal bonyok kepala ini kejatuhan monitor-monitor itu. Jojo, menemani saya di samping kiri dengan mejanya. Rekan baru saya itu, rencananya akan saya beri sedikit keberanian agar mau mendekati wanita. He he ....
Selepas kelelahan itu tadi, saya kemudian memilih menyibukkan diri dengan beberapa project dan proposal. Termasuk proposal event yang besok Senin harus sudah di audiensi. Saya selalu merasa bersemangat ketika membuat proposal. Sama bersemangatnya ketika harus menulis cerpen fiksi. Semua bayangan masa depan itu seolah tergambar jelas dan berkelana berputar-putar di kepala ini.

Saya off jam 4 kemudian langsung meluncur ke Citraland menuju ke Villa Sentra tempat dimana seorang  ekspatriat tinggal. Putranya, Chang Min yang asli Korea, adalah murid gitar saya. Seperti kemarin-kemarin, saya bergegas naik ke lantai dua dan menemui Chang Min dengan gitarnya. Dia tersenyum dan langsung meminta saya mengajarinya beberapa teknik modern. Di jam-jam akhir siswa Surabaya International School ini menunjukkan beberapa koleksi MP3 nya seperti Deep Purple, Jimi Hendrix, Judas Priest, Nirvana, dan beberapa old school band lainnya. Saya geleng-geleng kepala melihat kenyataan bahwa semegah apapun musik yang ada di jaman ini, era old school selalu memiliki keistimewaan. Saya acungi jempol murid saya itu. Saya bilang, "Keep on rocking with those music. You'll be great player in the future. Trust me." Dan sayapun melihat optimisme itu di matanya. Setelah dari Citraland, saya seharusnya melanjutkan ke tempat lain untuk mengajar piano. Namun, sebelum saya keluar dari gerbang executive club residence itu, murid piano saya tadi buru-buru membatalkan kelas via sms karena ada urusan mendadak. Good then, saya bisa segera bersiap diri untuk berbuka puasa.

Setelah berbuka puasa di sebuah warung pinggir jalan saya kemudian kembali melaju menuju ribuan misteri yang akan saya temui di jam-jam berikutnya. Malam ini saya dan beberapa teman akan hangout untuk sebuah santapan seafood di daerah Karah yang terkenal dengan kulinernya. Mereka adalah teman-teman yang sering bertemu di meja bilyard cak Nur.  Merekalah mas Andre, om Tony, dan Miko. Terdengar seperti perkumpulan homo bukan?

Sebenarnya masih ada satu lagi, Mas David namanya. Sayangnya, teman diskusi filsafatku yang satu ini sedang sibuk dekat dengan seorang gadis pujaan hati yang bertemu secara tidak sengaja di BB messenger, sehingga saya urungkan niat untuk mengajaknya malam minggu ini. Saya begitu mendukung mereka. I think, they will be a great couple. Saking semangatnya saya memberi dukungan, saya bersedia melakukan apapun agar mereka dapat bersama. Sebagai teman, saya hanya bisa berdoa dari jauh, semoga segera dipertemukan mereka di suatu kesempatan nyata yang kemudian membawa mereka pada sebuah arti cinta yang sesungguhnya.  :)

Have a nice weekend all!

0 komentar: