Pena hitam mengukir malam
Mengasah tajam lidah langit
Cerah mega yang kian buram bercahaya
Menopang langit mencipta ceruk
Nyanyi suara alam tanpa aksara
Saling menggamit berkelindan mengisi sarwa
Anak anak malam lintang pukang merekuh angkuh
Sumbang terdengar lolongan serigala liar
menyalak
Seutas jiwa tergulung waktu
Bagai benang yang terlepas dari paha
belalang
Gelisah akal menatap keruh
Tersentuh dilema tersesat pusat
Bagai layang yang mengawang
Mengantar benih mimpi yang terselimut
kabut
Angin terbang ke timur membawa pesan
bersayap dari para pujangga
Seruang kelabu terkatup pilu
Semacam dongeng yang menjelma mengisi nada
Mengisi ruang antar genta
Menghirup halus rasuki dada
Seberkas angan muncul bagai sebongkah
waktu yang membawa mentari
Menghadirkan benderang ke seluruh penjuru
Nyala pelita menggambar garis dunia
Menempa duka menebar harap
0 komentar:
Posting Komentar