Dalam
hidup ini ada banyak orang yang menginspirasi saya. Beberapa akan
saya sebut dalam tulisan ini.
Di
Jakarta, 2013 lalu, saya bertemu dengan seorang musisi yang sedang
menjadi bahan perbincangan saat itu. Namanya Jack Thammarat, seorang
gitaris dari Thailand dan Mr. Guitar Idol 2009 yang juga pernah
menjadi project
player
untuk Tetsuo Sakurai dan Akira Jimbo. Kami akhirnya memiliki quality
time
di Jakarta Guitar Festival setelah sebelumnya mengatur jadwal. Kami
telah cukup lama berteman baik mengingat saya sering mempublish
banyak hal tentang dia si situs saya, guitaronsky.asia. Apa yang
dikatakannya masih terngiang dalam benak saya. “Music
makes us happy. And happiness brings us all the life. Do what you
like too. Don’t stop your creativity just because you’re getting
burdened by things like family, needs, or boringness. Make yourself
valuable to others by being creative.”
Akhirnya, saya tahu, betapa Jack ini tetap menjaga kreativitasnya
agar terus eksis bermusik. Satu hal yang sering dilupakan oleh
orang-orang yang sok sibuk seperti kita.
Di bidang yang sama saya juga bertemu dengan beberapa orang hebat yang mendedikasikan dirinya untuk musik, cenderung lebih ke pendidikan musik bahkan. Mas Poncho adalah salah satunya. Dosen IKJ ini banyak menginspirasi saya tentang bagaimana beliau mendidik mahasiswa dan murid-muridnya. Mas Poncho juga mendirikan Wong’s Music dan Guitar Dojo sebagai sarana melatih dan menggembleng para musisi-musisi muda agar menjadi kebanggaan di masa depan nanti. Mas Hari adalah sosok berikutnya. Bisa dikatakan dia telah membuktikan bahwa hidup dengan salah satu fokus bidang itu bukanlah pilihan yang salah. Menjadi guru gitar adalah profesi yang mampu memberikan banyak hal bagi seorang mas Hari. Earnings, friends, status, and a happy family. Alumnus Universitas Airlangga ini, sebenarnya bisa saja memilih pekerjaan konvensional lainnya yang lebih menjanjikan. Namun beliau adalah satu dari sekian orang yang percaya bahwa when you do what you like, then you’ll get what you want. Nama lain dalam bidang ini adalah seorang legend di Surabaya yang dengan tangan dinginnya, sebuah moving event gitar muncul secara indie dan disitulah muncul bibit-bibit baru unggulan yang siap menggapai impian; Guitar Warbler. Namanya mas Bagus. Dia adalah seorang akademisi di program Pasca Sarjana ITS. Namun kecintaannya pada gitar tak pernah sekalipun surut. Banyak sudah karya yang dihasilkannya sebagai bukti bahwa kreativitas tidak pernah lekang oleh waktu. Mas Bagus juga teman ngopi saya. Too many cool things floated around the table everytime we met. It’s just awesome to have him in my circle. :)
Sosok
berikutnya adalah bu Khanis Selasih. Pengasuh Komunitas Penulis
Kreatif yang sudah menerbitkan puluhan buku karyanya termasuk cerpen,
novel, puisi, dan antologi. Kebetulan kemarin saya juga bertemu
beliau. Saya bertemu di rumah beliau di daerah Rungkut untuk
mengantarkan surat undangan sebagai pengisi workshop kepenulisan yang
akan diadakan Oktober nanti. Saya tak mengira beliau adalah seorang
yang ibu rumah tangga yang sederhana dan pribadi yang begitu
menyenangkan. Saya melihat kecintaannya menulis dijadikan sebagai
media mengisi waktu luang di tengah-tengah mengurus suami dan tiga
orang putranya. Bu Khanis adalah penulis yang berbakat. Saya beli 2
bukunya langsung kemarin. Jurnal
Sastra Aksara
edisi 5 dan sebuah kumpulan cerpen Kemilau
Dunia.
Uniknya, ketika saya tanya siapa penulis yang selama ini
mempengaruhinya, beliau mengaku tidak mengikuti gaya kepenulisan
siapapun. Semuanya betul-betul orisinil. Muncul dari dalam diri
beliau. Saya kemudian merasa bahwa menjadi diri sendiri memang pilihan yang
terbaik. Dan telah dibuktikannya hal itu. Beliau juga sempat sharing
tentang jatuh bangunnya menjadi penulis and how
to deal things with the publishers.
Kekuatan dan keberanian untuk melangkah maju dari seorang wanita
muslimah, kemudian nampak jelas terlihat dari beberapa kisah beliau. Diam-diam saya mulai mengagumi figur yang baru saya temui itu.
Saya
merasa, ternyata banyak orang yang tidak merasa apa yang mereka
lakukan sangatlah berarti bagi orang lain, seperti mereka yang
namanya saya sebut di atas. Banyak orang pula yang merasa tidak perlu
melakukan apapun untuk orang lain, mereka cukup melakukan apapun
untuk dirinya sendiri. Dan yang terakhir iniilah yang kebanyakan
terjadi pada kita. Melalui tulisan ini saya ingin menyegarkan kembali
pandangan umum, bahwa orang yang paling berharga adalah orang yang
paling bermanfaat bagi orang lain. Saya kemudian teringat dengan
kutipan lama berikut ini; “The
things you do for yourself are gone when you are gone, but the things
you do for others remain as your legacy.”
Sekarang pilihan ada di depan mata anda. Silahkan ambil salah satunya
dengan bijak. :)
1 komentar:
Bermanfaat sekali tulisannya.. sangat membantu.. terima kasih
cara menjadi dosen
dosen yang menginspirasi
jual sepatu safety surabaya
tempat pembuatan website di medan
Posting Komentar